Perkembangan
pendidikan secara nasional dewasa ini, sebagai harapan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai strategi inovasi
pendidikan, tetapi kenyataanya sampai saat ini masih belum berhasil
sesuai dengan harapan. Bahkan hampir dikatakan bukan kemajuan yang
diperoleh, tapi sebuah kemunduran yang terjadi selama bangsa ini
berdiri. Di sisi lain tuntutan pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum
yang berbasis kompetensi, belajar mandiri, belajar terbuka, belajar jarak jauh , mendorong dimanfaatkannya berbagai sumber belajar secara luas.
yang berbasis kompetensi, belajar mandiri, belajar terbuka, belajar jarak jauh , mendorong dimanfaatkannya berbagai sumber belajar secara luas.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sumber belajar
semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga memungkinkan
orang dapat belajar mandiri secara lebih baik. Berdasarkan kenyataan tersebut mengapa perlu adanya inovasi pembelajaran???
semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga memungkinkan
orang dapat belajar mandiri secara lebih baik. Berdasarkan kenyataan tersebut mengapa perlu adanya inovasi pembelajaran???
Inovasi
pembelajaran bertujuan untuk menghadapi tantangan-tantangan
pembelajaran yang makin hari makin menantang dan beragam dan memperoleh
alternative tindakan pembelajaran lain selain yang sudah ada.
Pembelajaran
yang sudah ada sebelumnya seperti pembelajaran kognitivisme,
konstruktivisme, humanisme, dan yang lainnya belum memanfaatkan kerja
otak sepenuhnya, sehingga tercetus suatu teori tentang pembelajaran
berbasis otak dimana pembelajaran ini memaksimalkan kerja otak kita dari
otak kanan, tengah, kiri, depan, dan belakang. Inti suatu pembelajaran
di kelas terletak pada pelaksanaannya, di samping pendekatan dan
metodenya. Untuk melaksanakan kegiatan inovasi pembelajaran ini, salah
satu paradigma pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang
berbasis penelitian tindakan kelas yang mengoptimalkan kerja otak.
Rangkaian kegiatan tersebut meliputi perencanaan, selanjutnya
pelaksanaan tindakan.
Otak
manusia mempunyai bagian-bagian berbeda yang menjalankan berbagai
fungsi mental berbeda pula, seperti berpikir, seksualitas, memori,
pertahanan, emosi, pernafasan, dan kreativitas. Pembagian
keja otak pun tidak hanya pembagian sederhana kerja otak kanan yang
memproses hal-hal yang bersifat keseluruhan (abstrak), dan otak kiri
yang memproses hal-hal yang bersifat bagian-bagian saja (konkret/logis)
tetapi otak kita juga dirancang untuk memproses waktu (masa lalu dan
masa depan) dari belakang ke depan.
Pembelajaran berbasis otak mengorientasikan individu anak sebagai pribadi dan pebelajar sebagai pribadi yang unik. Bagaimana seorang guru dapat mengorientasikan anak didiknya sebagai pebelajar yang unik??
Pebelajar
diarahkan untuk dapat memahami situasi yang bermakna, kontekstual,
dunia nyata dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi
pebelajar ketika mereka mengembangkan pengetahuan tentang materi
pelajaran yang dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah.
Guru yang baik adalah guru yang memahami psikologi anak. Karena setiap
anak memiliki psikologi yang berbeda. Jadi, guru harus dapat masuk ke
dalam dunia anak kemudian dapat menarik anak ke dalam dunia mereka,
denagn kata lain harus mampu bicara dari hati ke hati,
Paradigma yang menempatkan guru/dosen sebagai pusat pembelajaran (teaching)
dan siswa sebagai objek, seharusnya diubah dengan menempatkan siswa
sebagai subjek yang belajar secara aktif membangun pemahamannya (Learning)
dengan jalan merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman
baru yang dijumpai. Jadi dalam pembelajaran berbasis otak tidak hanya
memanusiakan manusia sebagaimana kerja otak manusia, kerena akan
terkesan pemaksaan tetapi harus muncul dari diri anak sendiri untuk
mengoptimalkan otaknya sehingga mereka benar-benar paham dan muncul
kesadaran dari diri mereka sendiri tanpa harus didahului oleh adanya
rangsangan dari faktor luar untuk belajar.
Apa itu inovasi pembelajaran?
Inovasi pembelajaran seringkali memiliki keterkaitan makna dengan istilah discovery, invention,dan innovation. Kata “innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. “Discovery”,
“invention”, dan “innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia
“penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya
sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama
kemudian baru diketahui
atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian
pula mungkin hal yang baru diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan
tertentu.
Inovasi
pembelajaran dapat diartikan secara umum yaitu sebagai suatu hal baru
(belum pernah dipahami), bersifat kaulitatif, prosesnya dengan
kesengajaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan (sumber tenaga,
uang, sarana, dan struktur organisasi.
Guru
harus melakukan inovasi dalam perencanaan pembelajaran untuk membantu
guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran
sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan belajar. Cara melakukan inovasi pembelajaran yaitu dengan mengenali faktor pendukung, mengenali segala informasi yang berkenaan dengan inovasi pembelajaran, berkomunikasi dengan referensi dan nara sumber, cari orang-orang yang mempunyai visi, persepsi, kepentingan dan tujuan yang sama, pelajarilah atau lihatlah model-model inovasi pembelajaran yang telah ada, misalnya video pembelajaran, dan lain sebagainya.
Inovasi
Pembelajaran melibatkan proses belajar dan pembelajaran, bagaimana
implikasi inovasi pembelajaran dalam proses pembelajaran??
Proses
belajar mengajar dalam kurun waktu bertahun-tahun sudah berjalan dengan
teknik-teknik pembelajran yang berbeda-beda dan berubah mengikuti
perkembangan masa. Dalam proses belajar mengajar terjadi proses belajar,
proses belajar terjadi apabila individu
dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan
cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang
mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan.
Proses
penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa
pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar
mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk
hingga ia mencapai respon yang memuaskan.
Belajar
itu berlangsung sepanjang hayat, berkesinambungan, dan terus-menerus
artinya seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui
pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan
pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan
generasi muda, mereka tidak akan menjadi pikun secara dini, dan tetap
dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya. Dalam
perkembangan jiwa dan jasmani tersebut, manusia juga perlu belajar. Masa
belajar itu bertingkat-tingkat, sejalan dengan fase-fase
perkembangannya, sejak masa kanak-kanak sampai masa tua.
Setelah
proses belajar dan mengajar berakumulasi akan membentuk konsep
pembelajaran. Untuk itu dalam melakukan proses belajar dan mengajar,
guru hendaknya tidak hanya sekedar mengajar tapi juga terlibat
pembicaraan atau bertanya kepada siswa saat siswa sedang ada masalah dan
benar-benar memahami satu persatu karakteristik dari anak didiknya.
Menurutnya, selama ini guru terjebak dengan pengaruh profesional
daripada faktor pengabdian, padahal guru itu selain mengetahui psikologi
juga harus mampu membangun optimisme peserta didik.
Pembelajaran
akan terganggu jika peserta belajar tidak terbuka dan tidak siap untuk
belajar, tidak menyadari manfaat belajar untuk diri sendiri, tidak
memiliki minat, atau terhambat oleh rintangan belajar. Cara terbaik
untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik adalah dengan menggunakan
gaya pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran terjadi lebih besar
pada tingkat tak sadar, pesan-pesan lebih dapat masuk ke dalam otak
tanpa disadari tapi kan menempel terus dalam memori ingatan. Hal itu
dikarenakan para pembelajar belajar lebih bnayak dari apa yang kita
ajarkan. Mereka memperhatikan apa yang kita lakukan, katakan, kemampuan
mendengarkan kita sebagai pendidik, semua itu membentuk kesan yang akan
mempengaruhi siswa kita dalam proses pembelajaran di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar